Kamis, 21 April 2011

ZAMAN TAK BISA DILAWAN

Yang lama dia pake untuk berjualan setiap hari,sepeda tua yang satu ini ,setiap di kayuh selalu mengeluarkan bunyi yang berderit ,tanda kurang oli pada rante dan gir ,serta setiap kali ku kayuh setang agak berat kekanan maklum sepeda sudah tua.
Dia sebut saja Parto yang setiap mau jualan kelapa ia selalu memakai sepeda tersebut,yang menemaninya setiap perjalanan hidupnya sudah hampir setengah abad.
Cukup lama juga hampir setara dengan umurnya.
Waktu mendapatkan sepeda itu dulunya ia harus kerja paksa untuk belanda,waktu jaman penjajah sepeda sangatlah berarti kemana- mana banyak yang naik sepeda ,tapi sekarang tampaknya sudah tak berarti lagi banyak sepeda yang sudah digantikan dengan sepeda montor bahkan banyak yang di jual secara rongsokan tapi tidak dengan Parto ia masih menyayangi sepeda tersebut,karena banyak kenangan yang dialami nya bersama sepeda tersebut.
Dulu setiap kali apel mbok Nah istri Parto yang sekarang masih setia ,ia slalu menggunakan sepeda tersebut,sepeda jaman dulu ,seperti montor pada jaman sekarang ,bangga memilikinya,waktu itu untuk beli saja masih susah dan mahal,karena masih pada jaman penjajah.
Semua masih diatur oleh penjajah,uang ,perdagangan ,pertanian dan lain-lain.
Pada suatu hari ia memarkir sepeda buntunya dekat dengan sepeda-sepeda jaman sekarang yang dibawa para anak muda itu,disitu ada sepeda pixie yang terkenal dengan ban nya yang tipis sepeda federal sejenis polygon dan lainnya trus ada lagi sepeda low rider yang setangannya panjang.
Dari jarak yang kurang lebih seratus meter ada seorang pelukis,ia mengamati sepeda yang berjajar tersebut,rupanya ia sedang menggambar semua sepeda yang ada disitu dengan penanya ,sipelukis tidak menonjolkan sepeda mana yang akan dibuat bagus pada lukisannya ,saat ia melihat sepeda Parto dan mencoretkannya di kanvas,sepeda itu seperti memiliki daya magnetis yang di rasakan pelukis tersebut,mulai dari penjiwaan, sepeda Parno yang penuh dengan kejujuran ke polosan  ketabahan penderitaan ,mungkin karena sudah tua wajarlah kalau memeiliki semua tersebut.

Untuk sebuah model gaya jaman sekarang sih enggak ada apa-apanya,enggak ada yang tertarik sama sekali dngan sepeda tersebut,lain dengan si pelukis tadi yang ingin membeli sepeda Parto ,ia mau sandingkan bersama lukisannya waktu pameran,Parto menyarankan silahkan di pinjam saja,si p elikis itu pun menyetujuinya.
Apa yang terjadi ,waktu pameran lukisan ada seorang seniman dari belanda yang tertarik dengan sepeda tersebut karena memberi kenangan waktu ia tinggal di indonesia pada jaman perang dulu.
Orang belanda tadi tau sepeda itu antik mungkin sudah tak ada lagi orang indonesia yang memilikinya,itu masih asli,bikinan jerman.
Parto pun berpikir kapan lagi ,kapan lagi ,mumpung ini ada kesempatan.
Parto punya syarat ia ingin ditukar dengan sepeda motor,dalam hati Parto ingin melepaskan semua kekolotannya tentang semua kehidupan yang ia jalani,ia ingin menerima kemajuan zaman sekarang ,"kapan lagi aku akan menikmati kemajuan disaat dulu aku turut berjuang".
Masih banyak kan orang tua kita yang tak mau menerima kemajuan zaman ini.
   
    ZAMAN TAK BISA DI LAWAN