Blasius Haryadi menjadi tukang becak sejak 1990 .
Baginya,becak adalah hidup itu sendiri.
Kini ia curahkan pengalamannya itu dalam sebuah buku berjudul "Becak Way ; Ngudoroso Inspiratif di Jalan becek" yang di terbitkan Penerbit Metagraf group Penerbit Tiga Serangkai.
Siang itu Blasius Haryadi [44] tengah lelap di atas becakanya, di sebuah sudut Jalan Prawirotaman,yogyakarta.
Lelaki itu muncul di media bak seorang artis .
Meski demikian, ia tetap menjalani kehidupan apa adanya di atas kendaraan roda tiga itu layaknya tukang becak lainnya.
"Ini buku saya,Becak Way,semua uneg-uneg saya tercurah di situ" ujar Haryadi, yang akrab di panggil Gambreng oleh kawan-kawannya seprofesinya.
Ketika muncul di dunia maya,Haryadi menggunakan nama Harry Van Yogya.
Ia mulai di kenal publik pada awal 2010 silam.kala itu ia menulis sebuah artikel berjudul"Jejaring Sosial Dimata Tukang Becak".
Artikel itu ia kirim ke redaksi harian kompas dan terbit pada 8 Februari 2010.
Sejak itu tidak putus-putus media membicarakan ia dan profesinya sebagai seorang tukang becak.
Agaknya,publik sangat ingin tahu bagaimana bisa seorang tukang becak mampu menulis sebuah artikel di media cetak nasional.
Poin pemberitaan media kala itu memang berbeda.
Namun kebanyakan dari mereka membicarakan kehidupan Harry dari sudut pandang kelihaiannya dalam memasarkan becaknya di dunia maya.
Harrry kenal intrnet pada sekitar 1997.
Ia di ajari oleh seornag penumpangnya,pria asal Amerika Serikat[AS] yang namanya sudah ia tidak inggat.
Dari situ pengembaraan Harry di dunia maya bermula .
Karena merasa banyak waktu dan uang yang di butuhkan untuk online,ia pun bikin akun facebook dan twitter.
Lantas membelia ponsel yang bisa untuk mengakses kedua jejaring sosial tersebut. kata ayah dari Stevanus Lucky Ardian[15],Nicolas Kevin Kristianto[13],dan Veronika Natalia Agnes Destriana[3] itu.
Memasarkan becak di dunia maya memang mampu mendongkrak pendapatan Harry.
Namun di lain waktu bisa saja ia tidak mendapatkan penumpang selama satu minggu.
Makanya ia akhirnya mulai mencoba menulis artikel dan di kirim ke media cetak.
Selain di muat kompas dua artikel lainnya juga ia kirim ke dua media cetak di jateng dan DIY.
"Honor dari menulis artikel kan tidak banyak,tapi saya bersukur,"katanya.
Harry kini menulis buku.
Buku tersebut ia tulis dalam waktu 3 bulan,dari desember 2010 hingga Februari 2011.
Di kutib dari koran : TRIBUN JOGJA ,Sabtu Legi 28 MEI 2011.Halaman 9.
Wah hebat ya semoga itu bisa memberi inpirasi bagi kita untuk terus menulis artikel.
Menurut saya yang di tulis oleh Harry itu merupakan kisah nyatanya jadi penuh dengan,pengabdian ,ketulusan ,suka dukanya,dan apa yang ditulis itu memilki karakter yang mengena bagi pembacanya,dengan penuh perasaan ia menulis sehingga jiwanya seolah-olah ada dalam tulisannya,pembaca pun jadi terbawa oleh jiwa yang asli,yang sesungguhnya.
Yang punya kisah nyata tapi belum menjadi terkenal ,jangan patah semangat tetap menulis,suatu saat nanti pasti ada waktunya.
Gimana menurut pendapat kamu sobat?
Sabtu, 28 Mei 2011
Home »
BERITA
» TUKANG BECAK YOGYA :PENULIS JUGA,3JAM DAPET 3 JUTA,BECAKNYA DI IKUTKAN IKLAN ONLINE.