Kamis, 21 April 2011

PISAU

Sudah lama aku bekerja sebagai tukang potong ,setiap hari mangkal di pinggir jalan ini untuk menunggu pelanggan yang mau memangkas rambutnya yang sudah memanjang atau hanya ingin merapikan saja.
Pagi ini ada anak kecil yang ingin memaangkas rambutnya ,ia selalu menggerakkan kepalanya saat mau saya cukur itu rambut.
Dengan sedikit mainan akhirnya ia bisa tenang dan duduk tanpa didampingi oleh ibunya.Aku rapikan yang sebelah kiri diatas kepala bocah tersebut,mendadak ia menggerakkn kepalanya dengan tiba-tiba ,untung aku dapat merasakan kalau ia akan bergerak ,aku menjauhkan gunting dari kepalanya.
Anak itu lama-kelamaan ngantuk ,kelihatan ia sudah diam dari tadi tanpa ada suara,tapi gerakan kepalanya yang dimiringkan tiba-tiba, sempat membuatku kaget.
Kini aku mengganti gunting dengan sebuah pisau cukur yang amat tajam ,karena aku suka sekali dengan pisau ini,sampai warnanaya mengkilat menunjukkan ketajamannya.
Aku melamun sebentar membayangkan seberapa tajam pisau ini,rasanya sia sia jika hanya digunakan untuk memotong rambut,rasanya hanya sia-sia kalu hanya untuk hiasan,aku ingin menggunakannya untuk aksi yang tidak manusiawi agar pisau ini bisa
menyeringai ,tertawa,dan terbahak dalam sangkarnya.

Yang ada dipikiranku ingin memotong kepala itu ,ingin menggorok leher bocah itu,agar pisau ini bermandikan darah dan warnany menjadi merah ,dan engkau dapat tersenyum puas.
Semakin bergetar tangan ini semakin berkeringat tubuh ini ,aku terdiam dan menempelkan pada leher anak itu,tapi dengan mata pisau yang terbalik ,mungkin yang dirakan anak itu dingin ,tapi ia sedang tertidur,kesempatan juga kalu aku iriskan tanpa dia merasakn kesakitan,mungkin yang di rasakanny hanya mimpai.
Pernah aku mencoba menyabetkan pisau ini kesebuah kain ,dan kain itu terkoyak,pada saat itu tak ada tekanan yang berat dari pisau cukur ini.Kalau aku gerakkn dengan cepat mungkin dia tidak akan merasakannya .
Aku membalik pisau sudan kuarahkan dilehernya,ibuk anak itu sedang membaca dan tidak melihat apa yang kulakukan.
Apa aku sudah gila gumamku,apa aku kerasukan setan ,apa karena pisau ini yang kupuja.
Aku tutup mulut anak itu dengan tangan,aku tekankan pisaunya semakin ku tekan dan lebih dalam,dengan perlahan kutarik kekanan,anehnya anak itu terdiam tanpa menjerit ataupun merasa sakit,aku melihat dari kaca darah mengalir dan menyembur kekaca,kontan ibuk tadi melihat dan menjerit terpaku tak bisa bergerak,seolah terbius oleh kedahsyatan pisau ini.
Aku tertawa terbahak sungguh tajam,seberapa tajam pisau ini,aku belum puas juga ,akhirnya  aku letakkan sendiri di tangan ku dan sungguh tajam,aku tak merasakan sakit sedikitpun,aku puas sekarang,aku puas.Ada suara yang menertawakanku keras,keras sekali,itu bukan suaraku,aku tak bisa melihatnya semuanya gelap.